Click Here for get Money

Just Rated You get $$$

readbud - get paid to read and rate articles

$$$ Income for you $$$

readbud - get paid to read and rate articles

How to Marketing on Facebook ?

Finding Fortune on Facebook Will Show You... How To Build Your Facebook Marketing Strategy From The Ground Up! Ways to Understand the Unique Marketing Mind Set Involved In Facebook Marketing! How To Use Social Ads To Boost Your Sales! How To Use New Changes To Facebook To Your Advantage! Find Out What The Real Facebook El Dorado Is!
 http://marketing-on-facebook.com/?e=withdraw
Marketshare on Facebook

Monetize Your Tweets Now..!

Minggu, Maret 30, 2008

GOOD Article

Hari ini saya mendapat sebuah pelajaran yang menarik. Ceritanya, saya mengikuti sebuah acara seminar di sebuah hotel besar di kawasan lapangan banteng Jakarta. Untuk membantu hadiran melihat lebih jelas pembicara dari acara yang diikuti, panitia telah memasang beberapa plasma TV di lorong jalan. Sayangnya entah karena apa, selain TV tersebut diletakkan di lorong yang notabene mengganggu kami yang melintasi lorong tersebut. Lebih-lebih karena letak TV tersebut tidak cukup tinggi. Sebagai konsekwensi, siapapun yang melewati lorong tersebut harus menundukkan kepalanya.
Sebelum seminar dimulai, pembicara mengajak peserta seminar untuk menonaktifkan HP atau memasang dalam 'silent mode' atau dengan menggunakan 'vibration alert'. Dan jika peserta menerima telpon, maka siapapun diharapkan untuk menerima telpon di luar ruangan agar tidak mengganggu peserta yang lain. Ketika seminar telah berjalan kurang lebih 1.5 jam; seorang perempuan kira-kira usia 40 tahun yang duduk di barisan depan sebelah kanan mendapat telpon di HPnya. Kebetulan saya duduk di samping kiri belakang dari perempuan tadi, terpisah oleh lorong dimana TV tadi berada. Dengan cepat dia berdiri dan berjalan ke belakang dengan kepala menunduk. Tiba-tiba............. braaaakkkkk!!! Semua peserta seminar terkaget! Walau tidak melihat, kami semua tahu bahwa kepala perempuan tadi telah terbentur dengan sangat keras ke besi yang menyangga TV plasma tadi. Perempuan tadi sempat hampir jatuh, namun kemudian menenangkan diri dan berjalan terus seolah tak terjadi apapun.
Beberapa peserta sempat bergumam bahwa mestinya TV tersebut tidak diletakkan di situ. Ketika "break" tiba saya mendekati TV tadi. Beberapa orang melakukan hal yang sama namun tanpa sepatah katapun. Kemudian saya mendekati seorang anak muda berdasi yang saya ketahui sebagai salah satu panitia yang kebetulan berdiri di barisan paling belakang.
"Pak, sebaiknya TV ini digeser dari lorong ini, sehingga tidak mengganggu
orang yang melewati lorong ini," kata saya. "Wah.. Ngga bisa, Pak," jawabnya dengan sangat cepat. "Mau dipindah kemana?" katanya.
Ooooaallahhh. Belum lagi dilihat, kok langsung menjawab ngga bisa, batin saya dalam hati. Saya sebetulnya ingin memberikan argumentasi, namun niat tersebut saya batalkan; karena tiba-tiba saya mendengar pembicara seminar tersebut meminta panitia dan orang hotel untuk memindahkan TV tersebut; persis seperti yang saya mintakan juga. Saya, kemudian langsung menuju toilet dan mengambil snack di luar.
Selepas "break", saya melihat bahwa TV tersebut telah digeser ke kanan sehingga tidak lagi berada di lorong jalan. Kejadian si anak muda yang dengan cepat menjawab "Ngga bisa.. Pak" tadi mengingatkan saya bahwa hal sejenis sering kita jumpai dalam kehidupan ini. Cukup banyak orang berkata "tidak bisa" bahkan ketika yang dimintakanpun dilihat saja belum. Cukup sering saya melihat orang dengan cepat menolak melakukan sesuatu jika itu tidak membawa manfaat langsung baginya. Cukup sering orang bersikap masa bodoh dengan kesulitan orang. Padahal dengan sedikit usaha, banyak hal bisa dilakukan untuk kebaikan orang lain. Menahan pintu mall atau pintu lift agar orang di belakang kita bisa ikut masuk. Menutup kran wastafel toilet umum yang tidak tertutup rapat. Mengembalikan troli belanja pada tempatnya atau paling tidak menaruhnya di tempat yang tidak akan mengganggu mobil parkir atau mobil yang akan lewat adalah hal-hal kecil yang butuh sedikit usaha tapi menunjukkan kepedulian pada sesama.
Sayang, kita yang mengklaim sebagai bangsa yang ramah; justru sering mengabaikan hal-hal yang kecil tadi. Bukankah ini sebuah ironi? Padahal seperti kata Aristoteles "We are what we repeatedly do...." Kita ini menjadi apa tergantung pada apa yang selalu kita lakukan. Jika kita membiasakan diri tidak peduli pada hal-hal kecil yang menjadi bisa menjadi kesulitan orang lain; jangan-jangan akhirnya kita benar-benar menjadi orang yang "tak pedulian".
Bagaimana menurut Anda?
Selalu Semangat, Selalu HEBAT!
Agus S. Tandui

Tidak ada komentar:

7 Day Blog Profits

7 Days to Profitable Blogging: "How to Set Up Your Blog For Long Term Success - the First Time Out" "Learn The Simple Blueprint To Successfully Starting a Profitable Blog In Just 7 Days?" "Blogging is about one thing, and one thing alone. When you get down to it, the successful bloggers have found a niche, and carved out a wealthy living." Now it's your turn to learn the simple steps to starting a profitable blog outlined in this short but powerful report... make money

$$$ Make Money Online $$$

Follow me on Tweets and Monetize Now!